Minggu, 30 September 2018

DOA DI PAGI HARI...
Rabbana...
Tiada pilihan bagi kami hambaMu
Selain menerima tulus segenap titahMu.
Selain menerima sepenuh-penuhnya takdirMu.
Semanis-manisnya ia,
atau sepahit-pahitnya ia bagi jiwa...
Siapalah kami ini, Rabbana...
Kami hanya sebutir debu yang lemah
yang Kau beri karunia untuk bernafas
menghirup jejak-jejak nikmatMu
di alam semestaMu yang luas
yang tanpa pernah kami ketahui batasnya.
Siapalah kami ini, Rabbana...
Kami hanya setitik air yang tiada daya,
yang Kau beri kesempatan di jalan dunia
untuk menjadi makhluk bahagia dan mulia
kelak di jejak akhirat yang Kau janjikan.
Tapi ampunkan kami, Rabbana...
Dalam kelemahan kami yang tak terkira
kami selalu saja menjelma
sebagai makhluk yang jumawa.
Dalam ketiadadayaan kami tanpa batas
kami selalu saja menerabas batas
sebagai makhluk yang beringas.
Rabbana...
Ampunkan jumawa kami.
Ampunkan keberingasan kami
yang melampaui batas-batasMu.
Rabbana...
Lapangkan jiwa kami
untuk mematrikan taubat paling murni
di setiap tetes tsunami yang Kau alirkan,
di setiap lekukan gempa yang Kau goyangkan.
Rabbana...
Pada setiap tanda yang Kau tunjukkan:
Izinkan kami untuk kembali meluruskan
jejak-jejak penghambaan kami hanya padaMu.
Pada setiap kehilangan yang Kau takdirkan:
Hunjamkan di jiwa kami kesadaran tiada habis
tentang kefanaan dunia yang sering kami lupakan.
Bahwa segala keindahannya: milikMu belaka.
Rabbana...
Kami sepenuhnya milikMu.
Milik kami pun sepenuhnya milikMu.
Di setiap kecupan manis takdirMu
atau tetesan pahit ketetapanMu,
bantulah kami untuk:
selalu menggesah dzikir mengingatMu,
mengungkap syukur padaMu,
merangkai indah penghambaan padaMu.
Rabbana...
Hangatkan saudara-saudara kami di Palu
dalam bara hangat penghambaan hanya padaMu.
Dalam kehangatan sujud padaMu itu:
sembuhkanlah setiap lara mereka.
Dalam kehangatan penghambaan itu:
Yakinkan mereka untuk bahagia.
Bahagia mengarungi
serpihan-serpihan ujianMu
hingga akhir dunia ini...
Rabbana...
Ampunkan kami!
(Doa sepenuh jiwa
untuk Palu dan Donggala...)